Selasa, 20 Desember 2011

pengertian avo meter

Avo Meter, Multi Tester


Pengantar
Untuk melakukan pekerjaan Elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu diperlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui :
-
Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
-
Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
-
Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a)

Ampere meter
Volt meter
Ohm meter



Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter, sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm meter. Adapun alat ukur yang mempunyai kemampuan ketiga fungsi tersebut diatas biasa disebut AVO meter


Avo meter analog

Avo meter digital



AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi salah pakai dan akan merusakkan AVO meter tersebut.

Jenis AVO meter
Berdasarkan prinsip kerjanya ada dua jenis AVO meter yaitu :
1 AVO meter Digital
2 AVO meter Analog / Moving coil
Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya, misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe/kabel penyidik warna merah dan hitam.
Avo meter Digital
Avo meter Analog
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital. Namun ada juga mereka yang memilih AVO meter analog karena kegemaran belaka.

Bagian-bagian AVO meter Analog
AVO meter analog terdiri dari beberapa bagian
1. Jarum penunjuk skala dan cermin
Jarum dipasang pada kumparan penggerak (moving coil) sehingga dapat bergerak-gerak berdasarkan arus yang masuk kedalam moving coil. Jarum berfungsi untuk menunjukkan besaran arus, tegangan dan Resistensi yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran yang diukur.
Cermin pemantul pada papan skala yang digunakan sebagai panduan untuk ketepatan membaca, yaitu pembacaan skala dilakukan dengan cara tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca
Papan Skala


2. Papan skala dengan batas ukur 5, 15, 50 dan 150 Volt AC (˜) dan DC (=)
Range and Function selector swirch
Jack kabel penyidik (probe)

3.
Selector Switch (saklar pemilih) digunakan untuk menentukan batas ukur apakah :1.5, 5, 10, 50, 150, 500 serta digunakan utnuk memilih fungsi pengukuran, apakah ingin mengukur Arus (A) ataukah Tegangan AC(V˜), tegangan DC (V=), ataukah akan memiliki Resistensi
4.
Jack kabel penyidik (probe), terdiri dari warna merah untuk polaritas Positif dan hitam untuk polaritas Negatif

Cara mengukur Tegangan DC
1.
Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC (V=)




2.
Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus dipilih batas yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan tegangan yang akan diukur 6.5V, maka batas ukur yang harus dipilih adalah 10V.
Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving coil.


contoh penunjukan 6.5 volt DC




3.
Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan, kabel merah disambungkan kepada bagian positif dan kabel hitan disambungkan pada bagian negative. Cara pemasangan seperti itu disebut hubungan pararel.
Apabila pemasangan
kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak kekiri




4.
Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax)

Mengukur Tegangan AC
1.
Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC (V˜)




2.
Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 at au 300). Batas ukur yang dipilih harus yang sama atau lebih b esar dari tegangan yang akan diukur, Misalkan tegangan yang aka n diukur 220V, maka batas ukur yang harus dipilih adalah 300V.Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum penu njuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving coil.


contoh penunjukan 220 volt DC




3.
Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Pararel. Untuk tegagan AC kabel merah dan hit an dapat bebas disambungkan kepada sumber tegangan positif atau negative, karena tegangan AC tidak mempunyai polaritas.




4.
Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax)

Cara Mengukur Arus DC

Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan, dimana rangkaian untuk mengukur arus dipasang dengan cara serie dengan beban. Beban dapat berupa resistor, lampu atau lainnya.
-
Atur selector pada posisi Arus DC ( A=)


-
Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak meter. Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang akurat.


-
Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diserie pada kabel negative atau pada kabel positif (sesuai gambar).
Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak kekiri.


-
Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi jarum.

Mengukur Resistansi
Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu komponen dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah besar nilai Resistansinya.
Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat, hitam, merah dan toleransi emas artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi sebesar 1000 ohm dengan toleransi 5%, maksudnya resistor tersebut masih dikatakan baik bila setelah diukur nilainya masih diantara +/- 5% dari 1000 ohm, atau antara 950 sampai 1050 ohm.
Cara mengukurnya sebagai berikut :
-
Atur selector switch pada posisi ohm


-
Pilih batas ukur (range) apakah : x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan dengan nilai resistor)


-
Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak kearah kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada skala maksimum dengan memutar tombol Zero Adjust, maksudnya agar pembacaan meter dapat / sesuai dengan skala dan range yang dipakai.


-
Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada ke dua kaki resistor secara pararel, dengan mengabaikan warna kabel..


-
Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan pembacaan dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10 dan batas ukur menggunakan x 100, maka nilai resistor tersebut adalam 1000 ohm.

lintasberita
Baca juga artikel terkait lainnya : alat ukur, alat ukur listrik, Avo Meter, belajar elektronika, elektronika, elektronika dasar, listrik, materi, Multi Tester

Tidak ada komentar:

Posting Komentar